Pages

Tamansiswa HUT ke-86, Harus Terbuka Pada Masyarakat (2)


Jangan Tinggalkan Abunya, Tapi Teruskan Api Perjuangannya

Tanggal 5 Juli 2008, sekitar pukul 09.00 wib, para alumni beserta segenap keluarga besar Tamansiswa bertolak dari Pendopo Agung menuju berbagai sekolah Tamansiswa terutama di daerah Cangkringan. Malamnya, sebelum acara penutupan dari rangkaian HUT ke-86 Tamansiswa ini, kembali kesenian menjadi suguhan spesial. Terlebih dahulu dengan ucapan terima kasih dari Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Ki Tyasno Sudarto yang sebesar-besarnya atas terselenggaranya acara ini. Tyasno juga berterima kasih kepada seluruh elemen yang sudah turut membantu acara ini sehingga bisa terlaksana dengan baik dan lancar. Terakhir beliau berpesan bahwa kepada segenap elemen Tamansiswa agar jangan meninggalkan abunya Tamansiswa, tapi harus tetap terus menyalakan Api perjuangannya Tamansiswa supaya Tamansiswa dapat terus maju. Sorak gembira dan tepukan tangan sontak bersahutan dari area lokasi (pendopo) menyambut ucapan tersebut. Dan terakhir, Ki Priyo membacakan hasil dari pertemuan yang telah digelar selama perayaan ini, diantaranya 2 kesimpulan yang dihasilkan dari musyawarah yaitu Tamansiswa harus mulai mengoptimalkan kembali peran dan fungsinya dengan melengkapi kepengurusannya baik ditingkat pusat maupun didaaerah dan berdasar kesepakatan juga, Tamansiswa akan mendirikan sekolah keperawatan setara dengan Strata Satu (S 1) yang dikoordinir oleh DR. Inu Wicaksono di bawah koordinasi Tamansiswa. Itulah 2 kesimpulanyang harus dilakukan oleh Tamansiswa. Sebelum acara benar-benar berakhir, pertunjukan seni dilanjutkan kembali dengan menampilkan olah kreasi dari murid taman Madya Tamansiswa cabang matraman Jakarta yang membawakan tarian dengan tema ondel-ondel (kesenian tradisional Betawi). Selanjutnya diteruskan dengan pembacaan puisi oleh alumni muda taman Madya Tamansiswa Jogjakarta, Mutia Sukma yang berjudul Malam Pengusiran dan Sepasang Sajak Cinta. Sukma, yang lulusan Taman Madya 2006 ini merupakan salah seorang generasi terbaik Tamansiswa yang puisinya sering dimuat dibeberapa media baik cetak maupun dibacakan di media elektronik. Selain Sukma, perayaan penutupan ini juga menampilkan kreasi pamong Tamansiswa cabang Jakarta yang membawakan lakon dan lagu wajib Tamansiswa 50 tahun yang lalu. Dikatakan oleh koordinator bahwa tidak ada latihan yang serius dari pertunjukan spesial ini. Karena waktunya agak mendesak. Jadi terpaksa melakukan latihannya didalam Kereta Api sewaktu menuju Jogjakarta. Tapi pertunjukan itu berhasil memukau yang menonton. Apalagi ketika aksi menggelikan dengan menunggangi kuda lumping dan berlagak seperti sedang berkelahi menggunakan pedang dan tombak. Semua hadirin terhibur dan tertawa dengan dilakukannya pertunjukan oleh para senior (tua) Tamansiswa. Setelahnya, pertunjukan kolaborasi antara generasi muda dan generasi tua Tamansiswa yang membawakan tarian. Masih terlihat sama-sama gemulai baik generasi tua maupun generasi muda. Dan diakhir acara, Tyasno (MLPT) bersama istri turut menyumbangkan kebolehannya dalam hal tarik suara. Pukul 23.00 acara HUT ke-86 Tamansiswa benar-benar berakhir setelah semua yang hadir, mulai dari Majelis Luhur sampai para alumni bernyanyi bersama-sama.

Melki AS

0 komentar:

Posting Komentar

Featured

 

BIDADARI KECILKU

BIDADARI KECILKU

EKSPRESI

EKSPRESI

Once Time Ago

Once Time Ago

Aspiratif CyberMedia Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template