Pages

TAMANSISWA MENGGUGAT NEGARA

Berjuta permasalahan yang menjadi keresahan rakyat masih saja belum tertuntaskan hingga detik ini, harapan untuk mensejahterakan rakyat hanyalah janji-janji busuk para penguasa, termasuk janji untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan merealisasikan anggaran pendidikan sebesar 20 % sampai sekarang belum juga dibuktikan, bahkan disaat tingkat ekonomi rakyat yang semakin terpuruk, pemerintah justru menaikkan harga BBM sebesar 28,7 %, ini membuktikan bahwasanya pemerintah hingga detik ini masih saja menjadi penindas terhadap Rakyatnya sendiri serta menginjak-injak harkat dan mertabat Indonesia sebagai sebuah Negara yang katanya Kaya akan Sumberdaya Alam. Memang benar Indonesia memiliki banyak perusahaan pertambangan, termasuk tambang minyak yang melimpah mengaliri setiap jengkal tanah di Nusantara, kekayaan itu semestiya diNasionalisai oleh Pemerintah sebagai Aset / Harta Pusaka Negara, namun kenyataannya pemerintah justru menjual harga diri Ibu Pertiwi dengan membebaskan Modal Internasional untuk menggerogoti seluruh harta kekayaan di Nusantara tercinta, hal ini sekali lagi menjelaskan betapa pemerintah sama sekali tidak pernah mengedepankan kebutuhan rakyat seperti yang dicita-citakan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Disisi lain juga para wakil rakyat yang seharusnya memperjuangkan nasip rakyat justru sibuk untuk “maaf” membesarkan perutnya sendiri, jikalau para wakil rakyat memperjuangkan nasip rakyat, tentunya kenaikan Harga BBM bisa digagalkan serta membantu ekonomi rakyat dalam peningkatan sektor riil.
Demikian yang diungkapkan Karunia AR Bancin selaku koordinator umum (kordum) aksi yang sekaligus ketua Majelis Mahasiswa Universitas (MMU) UST Tamansiswa (26/06/2008). Aksi yang dimulai dari kampus Kebangsaan UST jalan Kusumanegara ini diikuti sekitar 60 orang mahasiswa dan mahasiswi. Selain berorasi di kantor pusat Tamansiswa, aksi ini juga melakukan long march sampai ke kantor pos besar Yogyakarta.
Ditambahkan Karunia, bahwa pemerintah memang sangat picik serta licik, mengobok-obok air yang keruh kemudian mencuci tangannya, lihat saja ketika Rakyat semakin melarat karena kenaikan Harga BBM, pemerintah kemudian hadir bak pahlawan kesiangan dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang justru menciptakan masalah sosial yang baru, sama halnya ketika Mahasiswa yang semakin tertindas karena mahalnya biaya pendidikan akibat imbas dari kenaikan Harga BBM, lagi-lagi pemerintah menebar pesona dengan Bantuan Khusus Mahasiswa (BKM) yang katanya adalah untuk membantu peningkatan kualitas pendidikan, tetapi sebenarnya BKM adalah pembunuhan karakter mahasiswa. ” Jikalaulah memang pemerintah benar-benar ingin membantu Mahasiswa yang sengsara akibat mahalnya biaya pendidikan, mengapa anggaran pendidikan sebesar 20 % tidak direakisasikan? Dan mengapa Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikkan?, karena kenaikan harga BBM itu lah awal dari segala kesengsaraan rakyat yang berimbas pada kenaikan harga-harga kebutuhan rakyat lainnya, jikalau pemerintah beralasan kenaikan Harga BBM itu dikarenakan kenaikan harga minyak dunia, mengapa pemerintah tidak meNasionalisasi seluruh Aset Negara termasuk Aset pertambangan Minyak?, seharusnya kita (Indonesia) yang menentukan Harga Minyak Dunia karena kita (Indonesia) adalah salah satu penghasil minyak terbesar di Dunia ” ungkapnya.
Dalam aksi itu, mahasiswa tamansiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Tamansiswa menuntut tegaknya kedaulatan NKRI, kesejahteraan rakyat seperti yang diamanatkan UUD 1945, realisasi anggaran pendidikan 20 %, tingkatkan kesejahteraan guru, nasionalisasi aset, hapus utang lama tolak hutang baru, turunkan harga BBM, hentikan refresifitas dalam dunia pendidikan, revitalisasi kurikulum pendidikan nasional sesuai dengan tri pusat pendidikan, kembalikan fungsi pendidikan, dan terakhir tolak BHP, BLT, BKM dan BKT. ” Cukup sudah kita tertindas dengan seluruh kebijakan Pemerintah, Rakyat Indonesia haruslah cerdas untuk menyikapi masalah ini, kita harus melawan seluruh penindasan dan pembodohan yang dilakukan melalui berbagai kebijakan yang tidak berdasarkan atas apa yang dibutuhkan oleh Rakyat ” ungkapnya dengan tegas.

Laporan : Melki AS
Continue Reading...

Fakultas Ekonomi Berbenah

Agar pelayanan kepada mahasiswa bisa lebih profesional, maka diadakan lah perbaikan dan penambahan fasilitas di kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi (TU FE-red) UST, ungkap wakil dekan FE Ki I B Nyoman Udayana ketika ditemui wartawan LPPM Aspiratif di ruangannya. Sejalan dengan beliau, dekan FE, Nyi Dra Suharti juga mengungkapkan bahwa pembangunan fasilitas ini sebagai salah satu bentuk perbaikan eksternal dan internal yang harus dilakukan agar bisa membedakan antara FE UST dengan FE PT lainnya. Perbaikan serta penambahan fasilitas ini sudah dimulai dari beberapa pekan yang lalu. Penanganannya pun ditangani langsung oleh oleh tim khusus yang dibentuk oleh FE sendiri, yang melibatkan beberapa dosen maupun karyawannya. Mengenai dana yang digunakan dalam perbaikan, seperti yang diungkapkannya pada Aspiratif (19/02/08) bahwa semuanya murni berasal dari dana FE. “Dana ini adalah hasil kerja keras semua pihak, baik dekanat, dosen dan karyawan. Dan semuanya ini hanya untuk mahasiswa“ sambungnya. Di akhir wawancara, beliau juga mengatakan bahwa selain melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas, agar bisa mencetak sarjana yang betul-betul siap kerja dan mandiri, FE juga berencana akan mengadakan perombakan kurikulum. Seperti apa hasilnya, kita nantikan saja!!

Laporan : Shakti
Continue Reading...

Featured

 

BIDADARI KECILKU

BIDADARI KECILKU

EKSPRESI

EKSPRESI

Once Time Ago

Once Time Ago

Aspiratif CyberMedia Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template