Pages

UANG RAKYAT DI RAMPOK PELANTIKAN DPR RI 2009-2014


Anjing, bangsat, bajingan, dan tidak tahu diri. Sangat tidak masuk akal untuk suatu pelantikan saja, uang rakyat DIRAMPOK secara tidak tanggung-tanggung. Bayangkan saja, belum menjalani masa kerjanya, anggota dewan terpilih sudah mau menghambur-hamburkan uang rakyat. Biaya pelantikan DPR RI 2009-2014 yang hampir mencapai 75,61 Milliar rupiah sesungguhnya adalah menghina rakyat Indonesia dengan terang-terangan. Tidak ada logika yang bisa dimaklumkan atas besarnya biaya itu dilihat dari permasalahan di masyarakat yang sangat senjang sekali. Hampir setiap hari kita melihat rakyat antri minyak, setiap hari juga rakyat mengantri untuk mendapatkan beras, air bersih, bahkan berdasarkan survey terakhir, 50 % rakyat Indonesia (sekitar 100 juta jiwa) hidup dibawah garis kemiskinan. Ini membuat mereka akhirnya susah untuk mendapatkan akses sekolah, susah berobat dan lain-lain. Masih saja pemerintahan kita menari diatas penderitaan jutaan rakyatnya dengan memboroskan uang mereka. Ini tentunya preseden buruk bagi pencitraan awal pemerintahan terbaru terutama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Kualitas diri calon terpilih di pertaruhkan dari masalah ini. Seharusnya penghambura-hamburan uang rakyat ini dikritisi dengan tajam oleh semua elemen termasuk DPR RI. Karena ini akan merujuk pada kualitas kinerja “Dewan” ke depan. Bukannya malah ikut enak-enakan menerima fasilitas yang diberikan Negara yang dengan sengaja dan tidak sengaja telah menginjak hati rakyat. Visi dan misi anggota dewan terpilih terbukti ketika ada kritis untuk menekan ini semua (biaya pelantikan dan kinerja yang total kemudian hari). Karena sangat tidak egaliter dan seimbang ketika banyak rakyat yang tidak bisa makan dan hanya tinggal di bawah kolong jembatan, tapi pelantikan anggota dewan terpilih dibiayai dengan sangat tinggi, ditempatkan di hotel mewah serta mendapat jas, batik serta fasilitas lainnya dari Negara yang seharusnya tidak musti perlu seperti itu.
Masih hangat dan basah di mata kita bahwa bagaimana calon anggota dewan yang terpilih sekarang, sewaktu kampanye kemarin terlihat seperti me-rakyat dan care dengan permasalahan. Tapi ternyata itu semua bohong besar para pelaku sandiwara anggota DPR RI yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan golongan semata. Bagaimana akhirnya mereka akan memegang teguh amanat rakyat yang diwakilinya, sementara dari awal kelihatan belangnya yang asli. Tak lebih dan tak kurang seperti perampok. Permasalahan ini seharusnya tidak harus terjadi mengingat banyak masalah yang mendera bangsa ini. Seharusnya uang rakyat yang ada di kantong-kantong negara itu disalurkan ke tempat yang semestinya, yang dapat mengentaskan kemiskinan, mengurangi beban hidup karena banyaknya bencana, ataupun perbaikan fasilitas fisik atau non fisik penunjang kemajuan bangsa seperti perbaikan jalan, rumah, fasilitas kesehatan, sekolah dan banyak lagi.
Kasus beberapa dekade belakangan ini menunjukan bahwa bangsa ini masih membutuhkan banyak perubahan dan perbaikan dalam segala bidang. Setiap hari kita melihat bagaimana fasilitas jalan-jalan, listrik dan lainnya yang ada di daerah ataupun jauh dari kota masih belum terurus dan diperhatikan. Contohnya bisa kita lihat di Irian Jaya, Sulawesi, Bengkulu dan lain-lain. Begitupun sekolah-sekolah yang ada. Hampir setiap mata memandang, kita melihat bagaimana banyaknya sekolahan di negeri ini hampir tidak layak pakai lagi untuk suatu pengajaran dan pendidikan, disamping masih banyak generasi bangsa yang tidak bersekolah. Selain itu, susahnya berobat juga masih banyak terjadi di negeri (yang katanya kaya) ini. Lihatlah kasus nyata di lapangan, betapa orang miskin lebih banyak memilih mati daripada berobat di rumah sakit karena tidak kuat untuk membayar biayanya. Kasus kelaparan juga melanda negeri ini, dimana rakyat lebih gampang mencari surga daripada mencari sesuap nasi. Pengemis, peminta-minta, gelandangan, yang kita jumpai di jalan-jalan bukan semata-mata karena mereka malas bekerja, tetapi memang ekonomi di negeri ini susah untuk dicari yang akhirnya susah bagi mereka untuk bisa hidup normal seperti yang lainnya yaitu makan, minum, belajar dan berobat secara mudah dan efisien. Tentunya permasalahan biaya pelantikan anggota DPR RI periode 2009-2014 ini mengejutkan sekaligus sangat mengenaskan mengingat permasalahan diatas. Apalagi baru saja kita menyaksikan saudara kita di Jawa Barat sedang terkena musibah yang tentunya sangat membutuhkan bantuan biaya yang besar dan cepat.
Lalu masihkan kita akan berdiam melihat ketidakwajaran ini terjadi? Anggota dewan terpilih seharusnya perwujudan dan perpanjangan tangan rakyat yang yang telah mempercayainya. Dan seharusnya juga “mereka” diharapkan benar-benar mampu mengentaskan permasalahan yang ada. Bukannya menambah masalah dengan menghamburkan uang rakyat. Ini sama saja dengan mengencingi rakyat yang telah rela memilihnya. Lalu seperti inikan balasannya untuk rakyat padahal belum dibuktikan dengan kerja yang konkrit? Wallahualam.
Citra anggota dewan seperti ini sekarang juga tidak bisa kita lepaskan dengan partai politik pengusungnya. Mereka (anggota DPR RI) yang diam saja terhadap ini, menunjukan bahwa inilah “citra partai” nya. Kita mengenal partai di negeri ini beragam mulai dari beraliran atau berideologi nsaionalis, agamis atau lainnya, ternyata dalam menurusi masalah rakyat, “partaipun juga pandai berbohong”. Inilah pula yang akhirnya menunjukan kualitas partai yang tak lebih sebagai aliran praktis yang memang di dirikan dengan ideology sera visi dan misi yang tidak jelas. Kenapa saya katakan bohong, karena jelas-jelas mereka tidak mampu mengeluarkan buktinya bahwa mereka peduli dengan umat (rakyat) ataupun peduli dengan bangsanya. Partai agama, juga sangat munafik dan hipokrit karena hanya berdakwa selagi punya maksud seperti pemilihan calon legislative, eksekutif ataupun lainnya. Mereka mampu bicara mengenai semua permasalahan umat maupun bangsa bahkan mereka sangat ahli sekali sampai merencanakan berbagai formula untuk memperbaikinya. Tapi ketika rencananya lolos, maka semuanya tinggal semu. Apakah parpol dan orang seperti ini yang akan kita anut?
Begitupun dengan parpol berideologi nasionalis, sama saja bohongnya. Semua partai di negeri ini setali tiga uang. Mereka yang juga mengusung perubahan juga kelu untuk berkata dan sengaja menutup mata dan telinga ketika menyaksikan kesenjangan dinegeri ini. Perubahan yang coba di janjikan juga menjadi janji kosong belaka. Mereka pun diam saja ketika mendengar besarnya biaya pelantikan dewan terpilih ini yang seharusnya tidak perlu.
Mulai dari sekarang, saya menyerukan kepada kawan semuanya agar bersama kita menjegal pelantikan dewan yang menelan biaya yang tidak tanggung-tanggung besanya ini. Hanya ada dua pilihan bagi mereka yaitu Pertama, dilantik dengan cara biasa dan sederhana sesuai dengan kehendak rakyat atau Kedua, tidak ada pelantikan. Dari sekarang juga kita semua perlu was-was dan tidak usah percaya lagi dengan partai politik dan anggota DPR RI terpilih karena kualitasnya serta kedoknya sudah kelihatan dengan terang dan jelas (BURUK). Dan bila itu (pelantikan dengan biaya besar) masih terjadi juga, kita harus berani angkat suara dan turun kejalan-jalan guna menutup dan membakar kantor dewan PT Senayan Indah tersebut dan menggantikannya dengan Kantor Perwakilan Rakyat yang sesungguh-sungguhnya untuk menjalankan amanah rakyat. Bahkan kita harus berani angkat senjata bila ini benar-benar terjadi karena reformasi kita telah gagal. Kita tidak perlu takut karena Tuhan hanya akan bersama dengan kita serta orang-orang yang benar dan berani. Bukannya dengan para intelektual-intelektual penipu yang dalam berbagai balutan busana busuknya itu. Sesungguhnya kekuatan bangsa ini terletak pada kita, rakyatnya. Vok populi vok dei (Suara Rakyat Suara Tuhan).
Salam


Yogyakarta, 13 September 2009


Melki Hartomi AS
(Penanggungjawab KOMUNITAS LENTERA INDONESIA)
Continue Reading...

Featured

 

BIDADARI KECILKU

BIDADARI KECILKU

EKSPRESI

EKSPRESI

Once Time Ago

Once Time Ago

Aspiratif CyberMedia Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template