Pages

Belajar Dari ‘IDIOT’ nya India


Bandel dan membangkang bukanlah hal yang harus selalu kita maknai salah. Justru dengan kebandelan dan keberanian membangkang (yang positif), bisa melahirkan suatu sistem dan tata cara baru dalam menggapai maksud mengejar impian.

..........

Ditengah ketidakjelasan maksud dan orientasi pendidikan yang hanya melahirkan manusia-manusia robotis dan copian masalah lalu, ada baikknya pemikiran-pemikiran baru menjadi kewajiban untuk memenuhi syarat perkembangan dan kemajuan dimasa yang akan datang dengan merubah pola pendidikannya yang kaku menjadi lebih dinamis dan egaliter. India mencoba menggambarkan betapa kaku nya pola pendidikan yang hanya menuruti segala perintah, ucapan maupun bacaan yang ada, dan kemudian menjadi jawaban yang sesungguh dan terjiplak sama persis dengan aslinya. Orientasinya kemudian hanya mengejar, mengharap dan melahirkan nilai besar lalu mendapat pekerjaan yang ditawarkan orang lain, tanpa mencoba untuk berpikir belajar yang lebih menarik, mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan bahkan bila perlu menciptakan lapangan kerja sendiri secara mandiri dengan modal keahlian pada diri masing-masing.
Adalah tiga mahasiswa yang bersahabat tapi berbeda asal; Ranchodas Chanchad (Aamir Khan), Raju (Sharman Joshi) dan Farhan (R. Madhavan) memilih untuk melakukan pembangkangan, meskipun awalnya ada getir ketakutan terhadap sanksi kampus tempat mereka belajar. Pembangkangan ini dilakukan karena kesadaran mereka bahwa ada sisi lainnya dari pendidikan yang harus diasah oleh mahasiswa. Tidak melulu memaksakan kehendak yang pada dasarnya tidak sesuai dengan keahlian.
Dalam film ini, sutradara Rajkumar Hirani mengajak kita melihat tiga sisi pendidikan. Pertama adalah bagaimana pendidikan itu seharusnya berproses. Kedua adalah bagaimana sistem yang seharusnya dijalankan dalam pendidikan, dan ketiga adalah bagaimana orientasi dari pendidikan itu sendiri..
Bermula dari diterimanya ketiga orang ini menjadi mahasiswa di Imperial College of Engineering (ICE), salah satu universitas teknik terkenal di India. Dari awal sistem yang dilaksanakan di ICE bertentangan dengan konsep kemanusiaan, dimana penyambutan terhadap mahasiswa baru di godok dengan cara yang memalukan (sengaja di buat malu) diantara sesama mahasiswa yang dilakukan oleh seniornya. Setiap yang telah resmi diterima sebagai mahasiswa ICE di telanjangi dan menuruti kehendak senior tanpa boleh membantah. Sampai akhirnya datang Rancho, panggilan Ranchodas, yang tidak mau menuruti tradisi tersebut dan memilih masuk ke kamar (mess) yang telah dipersiapkan oleh pihak kampus. Sontak kebengalan Rancho ini membuat seniornya marah dan memanggil serta memaksa dan mengancam untuk mengencingi kamarnya selama satu semester kalau tetap tidak mau mengikuti acara penyambutan. Dengan tidak kehabisan akal, Rancho mengerjai balik seniornya tersebut dengan menyambung berbagai rangkaian listik di sendok makan, menyambungnya dengan kayu dan menjalarkannya lewat bawah pintu dan kemudian ketika seniornya kencing di depan pintunya, dengan langsung aliran listrik yang menyentuh sendok tersebut menyengat sampai ke badan orang yang terhubungkan (seperti pelajaran IPA kelas 2 SD).
Besoknya mereka juga di sambut oleh Virru Sahastrabuddi (Boman Irani), Rektor ICE yang biasa dipanggil sebagai ‘Virus’ (mengambil nama awal ditambah satu hurup nama belakang awal) oleh para mahasiswa. Pepatah sang rektor Virus adalah bahwa “ Hidup adalah sebuah perlombaan. Jika tidak cukup cepat, maka akan di injak-injak”. Sehingga kemudian yang ada adalah kompetisi para pengekor ilmu pengetahuan dengan memindahkan semua pelajaran seperti aslinya. Virus sendiri adalah seorang Rektor yang kolot, ortodok, keras kepala dan tak punya belas kasihan. Dikatakan begitu karena pemaksaan kehendaknya yang sepihak tanpa mempertimbangkan aspek psikologis manusia. Karenanya tidak heran kalau mahasiswa bunuh diri, termasuk Raju Rastogi yang pernah mengalami karena tertekan oleh peraturan yang ada dan ‘atur-atur an’ yang diada-adakan. Sehingga akhirnya Virus menjadi musuh bersama dari para mahasiswanya.
Prinsip sang rektor Virus, ini sejalan dengan prinsip hidup Chattur Ramalingam. Oleh karena itu, Virus senang dengannya karena dia adalah seorang penurut dan tidak pernah membantah sekalipun rektor salah. Bahkan Chattur selalu didelegasikan sebagai wakil mahasiswa dalam berpidato termasuk dalam berpidato di peringatan hari guru. Chattur adalah sesosok mahasiswa aneh yang belajar dengan cara menghapalkan seluruh kata-kata yang ada di dalam buku. Dia termasuk tipikal mahasiswa yang pintar karena daya ingatnya yang kuat. Tetapi ia bodoh karena tidak pernah memahami apa yang telah dipelajari dan dihapalkannya. Bahkan, dia juga menghalalkan segala cara untuk meningkatkan prestasi yang dibanggakannya. Baginya, didalam belajar dan mengejar sebuah nilai untuk kelulusan, maka hanya ada dua cara yaitu, tingkatkan nilai kita atau turunkan nilai orang. Makanya dia berusaha mengalihkan perhatian orang lain ketika ujian datang. Dari ulahnya inilah, makanya dia dijuki ‘silencer’ oleh Rancho dan lainnya.
Tapi berhadapan dengan Rancho, Virus selalu geram dan terbakar amarah karena argumennya selalu bisa dibalikkan dengan pemahaman baru yang lebih mudah dimengerti. Karena bagi Rancho, belajar tidaklah harus selalu disatu tempat, lalu mendapatkan ijazah, mendapat nilai besar kemudian mudah di terima kerja. Baginya belajar bisa dilakukan dimana saja. Asal mau belajar, masuk dan belajarlah walaupun itu dimanapun. Dan juga didalam proses belajar, tidak perlu adanya kompetisi apalagi dengan harus menempelkan seluruh hasil perolehan mahasiswa di papan pengumuman sehabis ujian. Baginya itu tidaklah perlu karena bisa melukai perasaan seorang manusia. Makanya menjadi tak heran, ketika di usir dari kelas yang satu, dia berpindah ke kelas yang satunya lagi. Inilah yang akhirnya mengantarkannya masuk ICE sebagai pengganti Rancho yang sebenarnya.
Pernah suatu kali, seorang dosen menanyakan arti sebuah mesin kepada mahasiswa. Rancho menjawabnya dengan simple dan dengan bahasa yang sederhana. Tetapi tak disangka, dosen tersebut tidak menerima jawaban itu dan menganggapnya salah karena tidak sesuai dengan yang tertulis di buku. Kemudian Chattur menjawab pertanyaan itu dengan membacakan artinya secara oral sesuai dan sama dengan yang tertulis dibuku. Sang dosen tersenyum puas penuh kegembiraan. Rancho keberatan karena apa yang disampaikan Chattur adalah sama dengan yang disampaikannya juga, tetapi berbeda cara penyampaian dan bahasanya. Tapi kenapa harus dengan yang sama persis dengan yang ada dibuku yang dianggap paling benar. Sang dosen mengatakan bahwa yang disampaikan oleh Rancho tidak sama dengan yang tertulis dibuku. Dan juga penggunaan bahasanya juga sangat sederhana. Sementara bagi dosen, di ICE tidak digunakan bahasa-bahasa yang simple dan sederhana.
Karena ulahnya yang selalu membantah, akhirnya Rancho terpaksa dikeluarkan dari kelas. Meski dikeluarkan dari kelas, Rancho tidak pernah kehabisan akal. Ketika hendak keluar, tiba-tiba dia kembali masuk ke kelas tersebut. Dosen yang mengeluarkannya tadi mempertanyakan maksud Rancho ktersebut. Dengan sedikit berbohong ingin mengambil buku yang ketinggalan, secara spontan dia menjawab pertanyaan yang dilontarkan dosen sebelum dia dikeluarkan tadi. Kali ini Rancho menjawabnya secara lengkap bahkan dengan menggunakan bahasa inggris. Dosen tersebut bingung, tidak mengerti dengan kata-kata yang dicapkan Rancho. Kemudian dia berbalik bertanya tentang apa yang dia katakan Rancho. Dengan lugas Rancho mengatakan bahwa itulah arti pertanyaan dosen tadi. Tapi bedanya kali ini dia jawab dengan sesuatu yang lebih sulit, yakni dengan bahasa inggris. Seluruh kelas sontak riuh menertawakan kelakuan sang dosen yang katanya menolak kesederhanaan, padahal yang sulit pun ternyata dia tidak mengerti. Ini merupakan salah satu kebandelan Rancho yang menentang sistem pendidikan yang kaku dengan cara mematahkan argumen, pikiran dan tata cara mengajar kolot yang masih dilakukan oleh para dosen.
Pernah juga suatu kali Chattur marah dan menantang 3 idiot Rancho, Farhan dan Raju. Beliau menantang tentang keberhasilan mereka dimasa depan. Ini bermula karena Chattur dipermalukan oleh Rancho dan Farhan. Saat itu mereka ingin menyelamatkan Raju dari cara belajar yang kolot seperti yang dilakukan Chattur. Karena sebelumnya, karena ketakutan gagal dalam ujian, Raju mengubah arah lajurnya dan mengikuti gaya belajar Chattur. Nah, tidak mau Raju seperti Chattur, tibalah saat Chattur didaulat berpidato mewakili mahasiswa dalam peringatan hari guru yang dihadiri seluruh mahasiswa, rektor dan menteri pendidikan, Chattur dikerjai oleh Rancho dan Farhan. Mereka merubah beberapa bagian teks yang menjadikan artinya sangat cabul dan jorok. Karena mereka tahu bahwa Chattur tak akan pernah tahu karena memang dia (Chattur) adalah ‘penghapal’ bukan sebagai orang yang ‘memahami’. Keruan Rektor ICE dan Menteri Pendidikan dibuat malu oleh ulah Rancho dan Farhan. Kerena didalam pidatonya, Chattur dengan lugas mengucapkan apa yang telah dihapalkannya termasuk teks yang telah diubah menjadi cabul dan jorok tersebut. Karena Chattur adalah manusia ‘penghapal’ tanpa memahami, beliau sendiri pun tidak tahu arti tersebut.
Dikesempatan lainnya, Rancho, Farhan dan Raju juga berusaha mematahkan prinsip sang rektor Virus bahwa hidup adalah perlombaan, itu tidaklah benar. Dinilah ketegangan dari film ini. Tiga mahasiswa yang dianggap idiot ini mampu menunjukkan kepada penonton bahwa tidak ada perlombaan dan sejenisnya didalam hidup. Karena perlombaan sesungguhnya menjauhkan manusia dari arti kesempurnaan. Tiga idiot yang cerdas ini menunjukkan bahwa seseorang tidak harus dipaksakan dirinya atas satu tujuan apalagi itu tujuan orang lain. Bilamana seseorang hobi bermain bola, maka anjurkanlah ia untuk menjadi seorang pemain sepakbola. Begitupun ketika seseorang menyukai fotografi, maka anjurkanlah untuk berusaha menjadi fotografer. Sampai akhirnya, salah seorang anak perempuan Virus yang sedang hamil dan saatnya melahirkan, tetapi terkendala ke rumah sakit karena hujan terus menerus yang menyebabkan jalanan banjir. Ambulance pun tak bisa datang menjemput karena mesin mati terendam air. Melihat kejadian ini, tiga idiot yang tadinya telah dikeluarkan dari ICE karena kebandelan dan pembangkangnya, tak bisa lepas melihat kesengsaraan ini. Idiot ini rupanya tahu berbelas kasih terhadap sesama sekalipun yang ditolong adalah seorang yang telah mengeluarkannya dari kampus tersebut. Dengan segenap kemampuan dan dipandu oleh Pia (Kareena Kappor), anak perempuan Virus lainnya yang bekerja di Rumah sakit, tiga idiot ini menjalankan proses persalinan. Sedang melaksanakan persalinan dengan minus pengalaman, tiba-tiba saja listrik padam dan menyebabkan kecemasan semua orang, termasuk Virus sendiri. Karena Rancho pernah berekperimen tentang listrik, maka menjadi saatnya alat yang dinamakan sesuai dengan nama sang rektor yaitu ‘virus’ digunakan dalam persalinan ini. Sementara sang rektor Virus hanya terdiam dan melihat saja tiga idiot membantu persalinan anaknya tersebut. Sampai akhirnya proses persalinan itu berhasil.
Dengan sedikit jargon yang dimasukkan sutradara melalui Rancho ‘all is well’ maka anak yang baru dilahirkan itu pun bernafas dan menendang. Melihat hal ini, hati Virus luluh dan dia berjanji untuk tidak memaksakan kehendak kepada cucunya ini. Mengingat anak lelakinya sendiri terdahulu meninggal bunuh diri karena tidak pernah kesampaian mengikuti kehendak sang ayahnya untuk menjadi teknisi handal. Karena dia lebih menyenangi sastra. Nah kali ini Virus berjanji agar cucunya terserah ingin jadi apa saja. Kalau dari lahir dia senang menendang, maka dia boleh kalau ingin menjadi pemain bola dan sebagainya. Tidak harus menjadi insinyur.
Inilah penghantar akhir dari tema film yang mengangkat tentang pendidikan ini. Meskipun ulah Rancho, Farhan dan Raju selalu bandel, tetapi selalu saja teman-temannya mengerti dan paham dengan apa yang dilakukan mereka. Rancho tidak pernah pesimis terhadap masa depan. Bahkan ditegaskannya bahwa bukannya kesusksesan yang harus dicari dari pendidikan, tetapi adalah kesempurnaan hidup. Kesempurnaan itu tidak harus dimaknai dengan kekayaan seperti yang di tampilkan oleh Chattur. Kesempurnaan itu adalah kebahagiaan didalam hidup. Makanya mengejar kebahagiaan hidup adalah dengan mengikuti arah kemampuan kita, bukannya memaksakan kehendak kemampuan yang tidak kita kuasai. Seperti Farhan yang sebenarnya keahliannya adalah fotografi. Jadi sudah seharusnya lebih menekuni kegiatan yang berhubungan dengan pemotretan atau menjadi fotografer. Begitupun dengan Raju. Rancho sendiri sesuai dengan keahliannya sehingga dia masuk kedalam sekolah teknik meskipun akhirnya bukan ijazah yang didapatkannya.
Akhirnya, dengan mengikuti apa yang menjadi kemampuan dan keahlian yang ada dalam diri sendiri, maka kesuksesan, keberhasilan dan kebahagiaan menyususl dengan sendirinya. Farhan berhasil menjadi fotografer terkenal, Raju menjadi peneliti terkenal dan Rancho sendiri menjadi pendidik dan ilmuan yang terkenal seantero dunia dengan nama Phunsuk Wangdu.
Dengan alur maju mundur, film ini menjadi tampak menarik dan berkesan. Kejelian sutradara menyemai naskah, seolah-olah membawa kita seperti membaca sekian buku yang di tulis para pakar-pakar pendidikan seperti Ki Hadjar Dewantara, Paulo Freire, Ivan Illich atau lainnya. Dan memang terbukti penegasan didalam film ini yang lebih menekankan aspek bahwa pendidikan sudah seharusnya memanusiakan manusia, memerdekakan dan membebaskan. Tak ketinggalan juga, agar tidak menjemukan penonton, film ini juga menampilkan sedikit sentuhan cinta.
Disebutkan bahwa pada akhirnya Pia bertemu kembali dengan kekasih hatinya Rancho meskipun lama tidak berjumpa dan terpisah tanpa kabar semenjak acara kelulusan berakhir. Mereka bertemu kembali karena memang telah diatur Chattur yang awalnya ingin menyombongkan diri bahwa dirinya telah mampu menjadi orang yang sukses. Chattur datang menagih janjinya dahulu tentang kesuksesan. Awalnya Chattur hanya ingin menunjukan bahwa dirinya sudah kaya. Terbukti bahwa dia lebih kaya dari Farhan dan Raju. Jadi tentang dirinya yang sudah kaya ini tak lengkap kalau Rancho tidak menyaksikannya juga. Berbekal alamat dari sekretarisnya untuk menemui seorang ilmuan terkenal dunia, Chattur menyususn rencana kesombongan ini dengan berusaha menunjukkan bahwa dirinya yang pernah dipermalukan dan dirinya yang dianggap silencer mampu lebih sukses dari ketiga idiot ini. Pengalaman demi pengalaman mereka jumpai, sampai terkuaknya sebuah rahasia bahwa Ranchodas Chancad yang kuliah di ICE, sesungguhnya bukanlah Ranchodas Chanchad yang dikenalnya. Melainkan anak seorang tuan tanah kaya. Dan Ranchodas yang dikenal mereka di ICE, sesungguhnya adalah anak seorang tukang kebun tuan tanah kaya tersebut. Karena terjadi sesuatu hal diwaktu kecil, akhirnya Chote, nama anak tukang kebun tersebut, yang kemudian berganti nama menjadi Ranchodas Chancad sewaktu kuliah di ICE dan kemudian berganti lagi menjadi Phunsuk Wangdu sang ilmuan, menjalani keinginan sang tuan tanah kaya. Dan ini diterima nya karena memang hobinya belajar terutama yang berkaitan dengan mekanika. Lalu setelah lama mencari, mereka akhirnya menemukan Rancho di tempat terpencil yang mengelolah sebuah sekolah sekaligus membuat berbagai ekperimen yang terkenal mendunia. Tak karuan suasana berubah haru biru ketika ketiga idiot ini bertemu kembali, ditambah kekasihnya Pia. Kesombongan yang dibanggkan Chattur runtuh menyaksikan bahwa ternyata ilmuan dunia yang diharapkan menandatangani kontrak kerja perusahannya ternyata adalah Rancho yang telah berganti nama Phunsuk Wangdu. Penilaiannya tentang materi saja terbantahkan dengan kenyataan bahwa itu tidaklah cukup sebagai ukuran kebahagiaan. Terbukti bahwa meskipun tanpa ijazah, Rancho mampu menjadi Ilmuwan terkenal. Kenapa Rancho tidak mendapat ijazah karena memang sedari awal tugas Rancho adalah belajar. Dia belajar agar dirinya mampu menguasai keahliannya agar bermanfaat untuk orang banyak. Ijazah memang penting, tapi menumbuhkan kualitas diri dari kemampuan diri sendiri jauh lebih penting lagi.

Judul Film : 3 Idiots
Pemain : Aamir Khan, R. Madhavan, Sharman Joshi, Kareena Kapoor
Sutradara : Rajkumar Hirani
Durasi : 164 menit
Genre : Drama Komedi


Melki Hartomi AS
Continue Reading...

Featured

 

BIDADARI KECILKU

BIDADARI KECILKU

EKSPRESI

EKSPRESI

Once Time Ago

Once Time Ago

Aspiratif CyberMedia Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template