Guratan wajah keriputmu masih membekas di pipi
Pekat bau matahari tak lekang dari tubuh
Kau pun tetap berdiri
Tergilas pahitnya zaman kau bertahan
Bertaruh dengan kejamnya sang asa
Berpacu dengan lincah nya putaran waktu
Kau terus berjalan
Cerita laut adalah kisahmu
Belantara liar nafas semangatmu
Badai dan ilalang selimuti kulit tipismu
Oh…..Kelana tua kecil dan kurus
Kini…..
Kegagahanmu mengarung samudera usai lah sudah
Belantara pun tak kau hiraukan lagi
Dan embun menangis melihatmu
Berteman melati setaman lemah tak berdaya
Dan cerita berganti masa
Mengubah sajak pudarkan sukma
Tinggalkan senyum kecil yang melintas dari bisunya sang nisan
Oh…….. Kelana tua……………
Senandung malam camar berdendang tak bisa kau dengarkan lagi
Langitlah tempatmu
Dalam sangkar kereta malam
Hidupmu terkurung
Tenanglah…
Tenang dalam tidur panjangmu
Dalam peluk kasih sang pemilik alam
Kau di kasihi
Kau di cintai
Dan kau kan terus dekat dalam hati ini
Bernyanyilah untuknya Tuhan
Senyumlah sebesar ketabahan yang ditaburkannya
Kelana tua….
Jangan kau sesali yang telah terjadi
Yakinlah Tuhan akan mengirim biduknya untukmu
Dan esok ketika kau buka jendela
Temukan damai dalam pembaringan
Kelana tua kecil kurus
Bapakku………
(Melki AS, Jogja 09/01/10 ; Telaga Renungan Sang Kelana Tua)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar