Pages

Eksotika Bengkulu, Obor Perjuangan Indonesia


Mengenal Indonesia rasanya tak lengkap kalau belum melihat Provinsi Bengkulu. Provinsi yang menjadi bagian dalam Negara Indonesia yang ke 25 ini lebih dikenal dengan sebutan bumi Rafflesia. Berdasarkan wilayahnya, bengkulu memiliki luas wilayah 144,52 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 200.000 jiwa. Kota Bengkulu terletak di tepi pantai pulau Sumatra yang menghadap ke Samudra India. Provinsi Bengkulu sendiri terletak pada pantai barat pulau Sumatra pada posisi 101° 1' - 104° 46' BT dan 2° 16' sampai 5° 13' LS. Kenapa bengkulu disebut bumi Rafflesia, tentunya ada sejarah yang membuktikan bahwa Rafflesia Arnoldi (Padma Raksasa) pertama kali ditemukan oleh Stanfort Raffles di Bengkulu dan bunga ini termasuk dalam kategori bunga besar dan langka yang ada didunia. Amorphophalus titanum dan Rafflesia Arnoldi atau yang biasa disebut bunga bangkai ini memang sesuai dengan namanya karena disaat bunga ini mekar, banyak kumbang atau binatang kecil lainnya masuk sebagai pembantu penyerbukan dan kemudian mati karena kelopak ini menutup kembali sehingga memenjarakan hewan-hewan kecil itu. Dan disaat bunga itu mekar kembali, memang tercium aroma tak sedap karena berasal dari bangkai hewan yang telah membusuk. Tapi secara biologinya, Rafflesia Arnoldi lebih dikenal dengan sebutan padma Raksasa sedangkan bunga bangkai sebutan untuk Amorphophalus titanum
Amorphophalus titanium, seperti yang dikutif lewat situs Bengkulu Online, Bunga bangkai ini, menurut staf peneliti KRB Yuzammi, bukan merupakan tumbuhan parasit seperti Rafflesia arnoldi, tetapi mempunyai umbi, batang, dan daun sebagaimana layaknya tumbuhan yang lainnya. Yang unik dan langka dari bunga bangkai ini ialah waktu berbunganya yang muncul terkadang hanya sekali dalam dua atau tiga tahun. "Uniknya, tumbuhan ini tidak akan memunculkan daun dan bunga pada waktu bersamaan. Dengan kata lain, bila yang muncul dari umbinya adalah bunga, maka daunnya tidak akan ada. Begitupun sebaliknya kalau yang muncul dari umbinya daun, maka tidak akan pernah kelihatan bunganya," kata Yuzammi. Dan juga seperti yang diungkapkan oleh Hasan Zen, selaku gubernur bengkulu pada saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia ke-18 pada tanggal 5 Juni 1990, bahwa presiden Soeharto menetapkan si Padma RAksasa sebagai Puspa Langkah. Tentunya ini merupakan kebanggaan karena asset flora Bengkulu tidak hanya mampu menjadi puspa langkah tetapi juga mampu menjadi Puspa nasional yang membuat daya tarik sendiri dan berkelas layaknya bunga melati dan anggrek bulan yang didambakan keindahannya bagi setiap orang.
Sekilas itu pengenalan asset daerah secara flora bagi bengkulu, tapi secara lebih luas lagi, ternyata provinsi yang aman dan nyaman ini juga menyimpan kekayaan baik religi maupun budaya.
Dari segi kebudayaan, kita semua mungkin pernah mendengar istilah Tabot. Ya, acara yang digelar tiap tahun ini memang menjadi ikon penghasilan daerah dan juga merupakan tradisi kolosal tahunan yang turun temurun dilakukan. Seperti yang kita ketahui bahwa ritual Tabot bertujuan menghormati jasa-jasanya Hasan dan Husein yang merupakan pejuang islam yang meninggal dipadang karbala. Yang uniknya dari acara ritual ini ialah, acara ini dilakukan pada bulan muharam dan dilakukan selama sepuluh hari. Ritual terakhirnya dengan membuang Tabot ke laut bertujuan agar masyarakat mendapatkan berkah serta dijauhkan dari malapetaka. Acara ritual ini boleh dipercaya dan boleh tidak, tapi berdasarkan beberapa sumber, mereka mengatakan bahwa acara ini selain menghormati jasa Hasan dan Husein, memang bertujuan juga sebagai ritual penolak bala, yang mana bila tabot sudah terbuang, harapan akan keselamatan akan timbul. Masih kentalnya kepercayaan masyarakat akan hal inilah yang membuat ritual ini selalu kebanjiran peserta maupun penonton. Kalau kita menyaksikan langsung, lebih kurang seribu orang berdatangan hanya untuk melihat ritual ini. Bahkan tak hanya dari dalam negeri, pengunjung dari luar negeri pun bisa kita temui.
Berdasarkan historisnya, Bengkulu juga mempunyai kisah kasih bagi Indonesia Raya. Tahun 1923, sebelum RI merdeka, Soekarno resmi mempersunting Fatmawati yang mana merupakan Putri kelahiran Bengkulu asli.dan sejarah itu takkan terhapus sampai kapanpun karena dibalik itu semua tersirat perjuangan beliau yang andilnya besar bagi Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dijalan Pegangsaan no 56 jakarta, dan untuk pertamakalinya Sang Saka merah putih diperkenalkan kepada setiap negara berkibar serta menjadi lambang mutlak bagi kemerdekaan itu sendiri. Kalau mengingat Sang Saka, merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi masyarakat Bengkulu karena bendera itu pertama kali dijahit oleh tangan asli putri daerah.
Karena jasa dan andil yang besar bagi Negara, maka rumah kediaman Ibu Negara tersebut selalu diperbaiki dan dipugar seindah mungkin tanpa meninggalkan keasliaanya. Bahkan sekarang rumah itu menjadi salah satu objek wisata didaerah Bengkulu. Rumah yang berada dipusat kota, tepatnya disimpang lima itu, masih tetap mempunyai peralatan asli yang pernah dipakai ibu Negara tersebut. Ini merupakan asset yang tak bisa terlupakan generasi masyarakat Bengkulu. Kebanggan itu juga sangat menggembirakan karena selain, menjadi ibu Negara, ternyata anak dari beliau tersebut juga mampu menjadi penerus sang ayahnya “Bung Karno” dalam mengurus Negara. Ini merupakan kebanggan yang tak terkira karena dua generasi Bengkulu mampu dan terbukti menjadi ikon kemerdekaan bagi negaranya. Selain kediaman Fatmawati, rumah kediaman Soekarno juga menjadi penarik minat untuk berkunjung kekota Bengkulu. Dirumah yang berlokasi di anggut atas jalan Soekarno - Hatta itu, kita bisa menemulkan buku-buku kebanggan Soekarno yang dikeloksi oleh daerah. Seperti mengutip berita Kompas 9 Juni 2001, Vladimir putin sebagai presiden Rusia mengatakan bahwa Soekarno termasuk tokoh handal di abad 20-an. Hubungannya ialah kalau koleksi buku-buku yang langkah itu terus dijaga dan dirawat, tak ayal banyak pendukung serta pengagum Soekarno berdatangan ke Bengkulu untuk menyaksikan sisa sejarah seorang nasionalis Indonesia itu. Dan juga selain itu semua, koleksi Soekarno lainnya yang masih tertinggal sejak masa revolusi fisik sampai sekarang yang masih bisa kita temui itu ialah peninggalannya seperti sepeda, meja tamu, kursi tamu almari dan tempat tidur yang kesemuanya merupakan pakaian beliau sewaktu diasingkan sektitar tahun 1938 sampai 1942.
Selain itu semua, kita masih bisa menemukan sesuatu lainnya yang biasa dijadikan tempat untuk berrekreasi seperti wisata Batu Menangis, batu Tulis lawang Agung, kota tua perkampungan cina, monument Parr dan masih banyak lainya lagi yang tidakbisa dideskripsikan secara langsung.

Fort Marlborough, SEJARAH MINIATUR PENJAJAHAN INGGRIS

Penjajahan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia tidak selalu meninggalkan luka sejarah yang mendalam tetapi juga meninggalkan peninggalan-peninggalan sejarah lainnya yang bisa saja memberikan eksotika (wisata sejarah-red) tertentu pada daerah dimana peninggalan itu berada. Bangunan tua ber-arsitektur Eropa adalah salah satu contoh yang bisa menimbulkan pemandangan dan suasana yang khas. Bangunan-bangunan tua itu banyak bertebaran di daerah-daerah Indonesia yang pernah menjadi pusat administrasi pemerintahan dan pertahanan kaum penjajah. Tak terkecuali di Provinsi Bengkulu dimana di daerah ini pernah dijajah bangsa Inggris.
Sewaktu Bengkulu dijajah oleh Inggris, sekitar tahun 1714 tentara Inggris sempat membuat bangunan sebagai pertahan militer di sana. Bangunan itu dibangun ditepi pantai kota Bengkulu. Tapi layaknya penjajahan ditanah air, tak terkecuali Inggris, bangunan itu juga dijadikan sebagai kantor pusat perdagangan dan pemerintahan Inggris. Bangunan itu bernama Fort Marlborough. Bangunan berupa benteng ini bisa jadi merupakan benteng peninggalan kerajaan Inggris terbesar di Indonesia sewaktu menjajah.
Dari fungsi strategisnya Fort Marlborough, merupakan pengawasan jalur perdagangan seperti lada yang melalui selat sunda. Dan sebagai pusat pemerintahan, Fort Marlborough dijadikan sebagai pusat pengendali. Mengutip situs bengkulu Online (Fort Marlborough “kota” dalam benteng, Nur Hidayati), dibenteng yang berluaskan 44.100,5 meter persegi itu dulunya terdapat 90 orang pegawai sipil dan militer yang tinggal dan bekerja di dalamnya. Benteng itu juga didesain sedemikian rupa sehingga tercermin keragaman aktivitas masyarakat yang berlangsung didalamnya.
Sekarang benteng itu menjadi objek wisata yang sangat terkenal disana. Dan seperti obyek wisata lainnya benteng ini pun menjadi tujuan para wisatawan domestik disela hari-hari libur. Dari benteng ini, selain bisa melihat Bengkulu dari atas, pengunjung juga bisa mengarahkan pandangan kelaut yang ombaknya selalu beriring-iringan teratur dari sisi baratnya
Sama halnya dengan keadaan benteng Vredeburg (Belanda-red) yang ada di Yogyakarta. Untuk masuk kedalam benteng Marlborough, terlebih dahulu kita melewati dua jembatan penyeberangan dari parit yang sudah kering tapi cukup dalam. Karena sebagai benteng pertahanan, bangunan itu memang dirancang untuk menghambat gerak perlawanan musuh. Sudah tentunya pengamanannya berlapis. Terbukti, kalau mau masuk kedalam terlebih dahulu kita harus melewati gerbang pertama lalu menyusuri lorong ysng berbelok. Disana kita bisa menemukan batu nisan yang ditujukan sebagai tugu peringatan terhadap Deputi Gubernur Inggris Richard Watt yang merupakan orang penting dikekuasaan benteng itu yang ditulis dalam huruf kuno. Selepas dari itu, kita masih diharuskan melewati ruang terbuka untuk menuju jembatan kedua. Disini juga kita bisa melihat makam dari residen Thomas Parr yang terbunuh pada bulan Desember tahun 1807. Baru setelah melewati jembatan kedua itu, kita benar-benar masuk kedalam area benteng. Sebelum masuk, terlebih dahulu kita disambut pintu yang masih asli yang sudah berumur lebih dari seratus tahun.dan setelah masuk, kita bisa menjumpai tiga buah ruangan yang tentunya mempunyai fungsi masing-masing. Seperti data yang diambil dari situs Bengkulu (Nur Hidayati) bahwa tiga ruangan itu berfungsi sebagai kediaman para perwira. namun pada tahun 1783 ruangan itu beralih fungsi menjadi gudang senjata. Ruangan yang pertama yang berlorong sepanjang 13,5 meter dan lebar 5 meter menyerupai lemari yang terbuat dari beton tebal.
Diujung lorong, setelah kita masuk dan turun kedalam, kita sampai pada tempat yang terkesan tertutup dan rahasia. Disini terkadang gelap dan berdasarkan sumber yang sama, dahulunya tempat ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan harta dan disisi lain juga kita bisa melihat ruang istirahat bagi petugas benteng yang sedang tidak berjaga. Dan didalamnya juga kita bisa melihat dua buah ruangan yang difungsikan sebagai tempat tahanan militer. Sepanjang sayap benteng, kita bisa menemukan ruangan tempat tidur yang sangat kolosal dan cantik. Ruangan itu berpintukan yang terbuat dari besi dan melengkung. Disebelah lainnya kita juga bisa melihat ruangan yang bersumber sama sebagai komplek perkantoran. Dan sebelum tahun 1780-an sisi utara ini dijadikan sebagai ruangan bagi para pejabat sipil yang sudah senior dan juga tempatnya para perwira yang masih lajang. Dan kediaman gubernur beserta gudangnya berada di lokasi sebelah barat.
Kalau tadi dilihat dari samping, dari tengah pun benteng ini juga sangat menawan. Disini terdapat halaman yang luas menghijau dan disorot dengan pemandangan indah kelaut. Dan tentunya menjadi tempat yang sangat asyik sekali untuk bersantai. Dari tengah halaman itu pulalah kita bisa melihat jalan kecil yang menghubungkan antara gerbang utama yang ada diselatan dengan gerbang utara. Lebih leluasa sekali kalau kita naik keatas. Karena dari sana kita bisa menikmati pemandangan laut lepas secara terbuka.
Masuk kedalam area benteng pun, keterpukauan kita bisa bertambah karena benteng itu megah sekali dan masih terasa historisnya (nilai sejarah-red). Masih didalam juga, kita dengan sendiri bisa melihat tempat presiden pertama RI (Ir. Soekarno) dipenjarakan. Dan juga masih ada aksesoris lainnya sejak zaman penjajahan yaitu bekas meriam dan beberapa pelurunya. Layaknya benteng, bangunan itu juga mempunyai ruang-ruang tersendiri.
Itulah gambaran singkat mengenai Fort Marlborough. Sekiranya bisa menjadikan dasar pemikiran bagi generasi kedepan akan besar dan gigihnya perjuangan bangsa Indonesia saat itu (Revolusi Fisik-red) dalam melawan berbagai bentuk penjajahan, penindasan dan pemerasan yang dilancarkan oleh penjajah di tanah air ini. Semoga dengan adanya bukti sejarah seperti ini, kesadaraan kita sebagai pribumi, khusunya putra dan putri daerah, bisa untuk terus menjaga dan melestarikan sisa-sisa perjuangan sebagai bakti dan hormat kepada para pejuang yang telah berkorban demi bangsa dan negara. Sekaligus dengan adanya tulisan ini, semoga bisa mempererat integritas antara sesama (Bangsa Indonesia-red) tanpa terkecuali. Bhineka Tunggal Ika, walaupun kita berbeda-beda, tapi kita tetap satu jua. Terima kasih.(dari berbagai sumber)

Laporan : Melki AS

0 komentar:

Posting Komentar

Featured

 

BIDADARI KECILKU

BIDADARI KECILKU

EKSPRESI

EKSPRESI

Once Time Ago

Once Time Ago

Aspiratif CyberMedia Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template