Pages

Sajak Kemiskinan; (Cerita Yang Tak Pernah Usai)

Lihat
Lihatlah kenyataan pahit
Bara berkobar menggores nadi
Menggurat takdir semaikan masa
Dari reranting cemara yang menghitam dan kusam

Mulut mulut lebar mengangga
Teriakan kebenaan, teriakan kemiskinan
Dan cerita itu tak pernah usai
Sampai tulang keropos ditelan zaman
Sampai maut menghantar keharibaan

Tangan tangan kebenaran hanya membayang
Salamkan raga tanpa kenyataan

Mereka asyik bicara tentang kita
Sebar wacana sampai pelosok negeri
Mencari cari apa yang di cari
Menari nari di atas api suci
Hanya untuk satu impian

Mereka lupa mereka adalah petani
Mereka lupa mereka adalah nelayan dan
Mereka lupa kalau mereka adalah rakyat kecil negeri

Berjuang dari satu sisi kebenaran
Tapi menenggelamkan kebenaran lainnya
Bercerita dalam nada nada makna
Yang entah di mengerti atau tidak

Apakah ada makna di balik cerita
Ketika wacana tak mampu tegarkan massa
Karena yang di cari adalah suatu tindakan nyata
Bukan refleksi, bukan kontemplasi, bukan hanya cerita sejarah

Lihat
Lihatlah kenyataan bahwa petani itu miskin
Nelayan itu miskin dan
Rakyat masih tertindas

Masihkan kita hanya bicara
Ataukah kita hanya bercerita saja tentang mereka
Tentang yang kelaparan
Tentang yang dimiskinkan
Atau tentang yang tertindas

Melki AS
Jogjakarta, 3 April 2010; Sunyi Merenung Nasib Negeri.

0 komentar:

Posting Komentar

Featured

 

BIDADARI KECILKU

BIDADARI KECILKU

EKSPRESI

EKSPRESI

Once Time Ago

Once Time Ago

Aspiratif CyberMedia Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template