Berdecaak kagum ketika ku melihati engkauTerbayang semua kenangan masa lalu nan indahKita berlariKita bernyanyiBersamaSetelah sekian lama ku tinggalkanRindu menebal di dalam perasaanMenyelimuti mimpi setiap malamMenggebu asa ingin segera berjumpaKasihku,Dulu kita sering berjumpaMerajut kisah nan molek di depan cerminMembakar asmara di dedaunanLantunkan lagu gambaran jiwaMenyemilir air menerpa arusKita tertawaPantai menjadi saksi indah masa ituDebur ombak seirama nada di hatiDi tepian riak kecil...
Cerita Untuk Negeri;
Suara mengalun di keheningan malamDenting gitar mendawai pecahkan kepenatanMengasa galau di tengah kepalsuanNyanyikan kasih kisah yang piluSemakin lama suara berdentangNada sumbang tak di hiraukanSaksi luka hanyalah kebisuan Pengamen kecil tidur di ubin toko tak beralasMelawan dingin menyergap ragaPikirkan nasib mungkinkah berubahMerah matanya tanda kelelahanKeringat mengucur di sela mimpi-mimpiTapi Pengamen kecil tetap bertahanIa tidak mengenal agamaTidak mengenal arti pendidikanHanya tahu mencari...
Sketsa Cinta Orang Jalanan
Gemericik air merintik hujanAngsa kecil menari gembiraBunga bernyanyi du…du….du…..Pengemis tua duduk di jalanMenanti pesan menanti berkahSatu dua mata berbinarIngat nasib, ingat keluargaYang lama tlah di tinggalkanSekali pejamkan mata ia menangisMeratap sendu rindu kampung halamanMeski dengan asa dia bunuh sunyiMeski rindu selimuti hatiKelaparan menjadi semangat hidupBahagia di tengah guratan matahari, Kau..Bergelut dengan selubung hujanKau masih berkorbanSuara kecil derita kemiskinanTakkan pernah...
Ku Peluk Bara dalam Kekalutan
Kalut membelenggu tak bersuaraMenyimpan bara di tengah damaiMeneteskan asa panjang jalan suteraDatang kau tawarkan impian duniaPergi kau tawarkan harapan hampaMembalik fakta dari kebodohanMembingkai rasa tinggalkan gulanaAku terjebak ditengah jalanSesat dalam rimbanya pencarianGelap dalam terangnya binarTertekan dalam menyisakan penatKalut…………………Semuanya remangAku jatuh di tikam impianPerih meradang menusuk jiwaMeratap dalam ketidakpastian jalanTerbakar keinginan tak berpanjangBara bagai pisau bermata...
Sajak Kembara Sunyi
Terawang malam menemani kelamGugur senja diterpa anginBersimpuh ku dalam pelukan sang alamBersama duka ku lalui kenyataanDan layu lah bunga sebelum berkembangSatu per satu gadis desa menariMenyeringai, lugu berwarna warniTak kuasa mata terpejamDan harum aroma nafas tak seindah lamunanTerduduk ku dalam beku nya harapanMembisu sejuta pertanyaanlangkah gontai tak pernah berteriakKandas terkubur dalam bayanganBara pun padam tersiram lukaTerguncangBergetarDiamMatiDan...Ketika jerit tak lagi di dengarKuntum...
Kelana Tua
Guratan wajah keriputmu masih membekas di pipiPekat bau matahari tak lekang dari tubuhKau pun tetap berdiriTergilas pahitnya zaman kau bertahanBertaruh dengan kejamnya sang asaBerpacu dengan lincah nya putaran waktuKau terus berjalanCerita laut adalah kisahmuBelantara liar nafas semangatmuBadai dan ilalang selimuti kulit tipismuOh…..Kelana tua kecil dan kurusKini…..Kegagahanmu mengarung samudera usai lah sudahBelantara pun tak kau hiraukan lagiDan embun menangis melihatmuBerteman melati setaman...
'Dan Sebelum Senja..
Samar dari jauh suara itu menyahut namakuSuara yang berasal dari jeritan nurani terdalamMengisak gelak tawa menyisahkan piluPelan...pelan....pelan.....Pelan....pelan....pelan.....pelan.....Pelan.......Tapi sakit menusuk hatiKu pejam mata bulat initapi bayangnya selalu melambungKuasanya berenang menguasai akalOh Tuhan....tidak miriskah engkauAku menderita, aku sakit, aku terjerumus dalam jurang kehampaanAku hancur.....Kerontang aku berusaha menepiSemakin dekat tapi,Tepian pun tak hendak aku menumpang...
“Petang di Ujung Moncong Meriam Berkarat Di Pinggir Pantai’
Kepada kisah kau serahkan jasadmu Petang membayang di ufuk barat Di ujung moncong meriam berkarat di pinggir pantai Ramah ilalang menyambut kedatangan Bocah kecil botak beringus di pipi Sambil berlari menepuk dada Inilah sejarahInilah cerita Sepoi angin berhembus menerpa pelan Sejuk terasa damai dihati Tapi sisa adalah sisa Membias makna tersirat cerita Meriam karat pun sirna Rusak karena kepongahan dan kekuasaan sesat Kini hanya kenangan bekas membayang Usang dimakan hasrat kota Dan cerita meriam...
Langganan:
Postingan (Atom)